Selamat Datang di Website Resmi Desa Sumurgung Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban - Sumurgung Kampung Batik

Artikel

Cerita Seorang Warga Dusun Kuti Tentang Tosan Aji; Merawat dan Menghidupkan Pengetahuan Masa Silam

17 Oktober 2022 00:12:03  Smart Village  404 Kali Dibaca  Warga Menulis

 

"saya belum pernah menemukan orang yang sehobi di Sumurgung, juga karena kalau ngumpul tidak pernah cerita kalau tidak ditanya oleh mereka" Tri Brahmanca

 

Matahari baru saja benar-benar pergi, orang-orang kampung sudah meninggalkan surau, musholla, masjid menuju rumah, berkumpul bersama anak,istri. Saya dan tim konten Desa Wisata Budaya bersiap menuju rumah salah satu warga yang berada di Padukuhan Kuti, Desa Sumurgung, Tuban.

Ini perjalanan pertama kami (kelompok Sadar Wisata Naditira Pradeca) menemui  Narasumber yang direkomendasikan oleh keluarganya sendiri.

Kami mulai mengumpulkan cerita sejarah Desa, Dusun bahkan gang kecil dalam Desa Itu, serta produk kebudayaan, mulai tahun 2021 hingga waktu yang belum pasti selesai. Saya bersama Farhan, Rusdi, Salam dan Angga menemui seorang yang bernama Tri Brahmanca.

Pria asal Pasuruan itu menemukan 'jodoh'nya di Tuban. Bagaimana tidak, beberapa benda pusaka yang dia miliki satu diantaranya memiliki cerita yang unik yakni; Warangka keris (sarung) diperoleh dari pak parli/Tuban mertuanya, sementara deder (handle keris) berasal dari kampungnya, Pasuruan. Deder merupakan pemberian kakeknya pak Tri. kedua benda yang berasal dari dua tempat berbeda, cocok ketika dipasangkan.

Tri Brahmanca (48 thn) menyambut kami persis di halaman rumahnya. Rumah yang berbentuk tekuk lulang, kursi kayu yang berukiran, Jedur, Tombak kayu, serta beberapa benda yang ada di halaman depan rumah itu, memberi tanda seorang Tri Brahmanca memiliki ketertarikan terhadap produk budaya masa lampau.

“monggo, pinarak” Tri mempersilahkan kami duduk di Pendopo sambil bersalaman, lalu perkenalan singkat dimulai.

 

“bapak aslinya mana” kami mulai dengan pertanyaan sederhana.

Tri ; “saya asli Pasuruan, Purwodadi”

Tim Konten ; Sejak kapan pindah ke Sumurgung, Tuban.?

Tri ; “Pindah kesini tahun 2005”

Tim Konten ; “Benda pusaka apa saja yang bapak simpan dan rawat”

Tri ; “Benda pusaka: Keris dan Tombak”

 

Obrolan kami mulai terbuka ketika Angga memperkenalkan diri sebagai salah satu anggota di Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji Nusantara, di singkat SENAPATI NUSANTARA. Sebuah komunitas yang berkantor di Jogjakarta sejak 2017, berinisiatif untuk terus melestarikan pusaka Tosan Aji.

Tri kemudian pamit meninggalkan kita di Pendopo menuju kamar di dalam rumahnya dan membawa keluar sebuah kas yang terbuat dari kayu, semua keris dan mata tombak ada di sana.

Oleh Angga, Benda pusaka itu diambil dengan kedua tangan, dicium hormat pada sisi gagang. Masing-masing keris dikeluarkan dari warangka (sarung keris)  dan dibariskan rapi di hadapan tempat dia duduk bersila. Kemudian mulailah dia bercerita.

“Benda pusaka, Keris, Tombak, dan Lameng (pedang), usianya variatif, ada di masa Singasari, Padjajaran, Majapahit, Mataram, abad ke 10-18.” Tutur Angga

Saya kemudian meneruskan pertanyaan ke pria yang juga berprofesi sebagai Tentara Nasional Indonesia itu, Tri Brahmanca.

Tim konten; apa yang pertama membuat anda begitu menikmati proses merawat benda-benda pusaka itu.

Tri; Uri uri milik para leluhur. kemudian mulai menyukai.

Tim Konten; apakah tradisi merawat Tosan Aji berbeda antara satu Desa dan lainnya?

Tri ; Tradisi uri uri budaya hampir semua sama, di Pasuruan maupun Tuban.

Tim konten; kapan kali pertama mulai belajar dan merawat benda-benda pusaka.

Tri; Sejak SMP sudah diajari oleh mbah mbah. ketika dewasa dan melihat pusaka leluhur itu tidak terawat saya berinisiatif untuk merawat.

Tim konten; saat ini ada berapa benda pusaka yang anda rawat?

Tri; Ada delapan pusaka khas Tuban. terdiri; 2 tombak, 5 keris, 1 pedang.

Tim konten; selain anda, siapa saja warga Sumurgung yang memiliki hobi seperti ini?

Tri; "saya belum pernah menemukan orang yang sehobi di Sumurgung, juga karena kalau ngumpul tidak pernah cerita kalau tidak bertanya"

Tim Konten; melihat ini semua menjadi Kesadaran sejarah dan kelestarian budaya, bagaimana menurut pak Tri.?

Tri; "yang saat ini kelihatannya buat baru, ya ndak masalah karena kebutuhan sandang pangan. tapi yang namanya pusaka tidal ternilai dan menghormati amanah orang tua"

Tim konten; Apakah ada bayangan untuk mewariskan benda benda ini untuk dirawat?

Tri; "saya mengajak anak saya saat sudah baligh (baca; cukup umur; akil baligh). nungguin saat proses perawatan".

 

Ini proses regenerasi, semua upaya akan dilakukan untuk mewariskan kebiasan merawat peninggalan masa silam. Dalam hal memandikan benda pusaka dan menbersihkan benda-benda pusaka, selalu berhati-hati. Selain waspada dengan benda tersebut, juga waspada dengan tanggapan lingkungan sekitar.

“biasanya kalau di Pasuruan, saat saya membersihkan Tosan Aji, saya sering menggunakan kembang/bunga sebagai pengantar fokus, namun berbeda dengan di Tuban. selalu ada anggapan lain terhadap tradisi itu, nanti sangka melakukan praktik syirik” tutup Tri Brahmanca

 

Penulis; Musyawir (warga domisili Bongkol 1 RT4/RW1)

Tim Konten; Abd. Salam, Farhan, Rusdi (warga Bongkol)

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image [ Ganti gambar ]
  Isikan kode di gambar
 


Aparatur Desa

Profil Desa Sumurgung

Sinergi Program

Website Tuban
Pengaduan Masyarakat
Covid Jatim
Covid Tuban
JDIH Kabupaten Tuban

Agenda

Statistik Penduduk

Peta Desa