Pemerintah mengajak beberapa pengrajin warna alam untuk melihat perbandingan proses pembuatan warna. kegiatan yang berlangsung di kediaman ZAHIR WIDADI Jalan.Banger.  Gang 21 No. 15. RT2/6.  Noyontaansari. Kec. Pekalongan Timur. Kota Pekalongan. diikuti oleh sejumlah peserta dari Desa Sumurgung. Kegiatan ini di inisiasi pemerintah desa Sumurgung melalui Bumdes putra pelita yang didukung dana CSR Semen Indonesia group.

Saat dikonfirmasi Sekdes Desa Sumurgung menerangkan selain para pengrajin memahami proses pembuatan warna biru juga pemerintah mendapatkan masukan terkait bahan yang ramah lingkungan yang tentunya bisa menjadi pewarnaan pertama di kecamatan Tuban. Dia juga menambahkan produk batik tulis warna alam akan menjadi salah satu produk unggulan yang akan terus dikembangkan melalui penyediaan bahan baku.

Sementara pihak manajemen CSR Semen Indonesia wilayah pabrik Tuban juga mengatakan hal yang senada "dengan pelatihan ini semoga bisa menjadi modal awal dan pengetahuan untuk membangun sumber daya manusia yang unggul dan memiliki daya saing" Tutur Susanto pendamping CSR SIG. Dia menambahkan semoga dari pelatihan ini dapat dikembangkan di Desa Sumurgung.

Salah satu pengrajin mengatakan "proses pembuatan indigofera yang kami lakukan sering mengalami kegagalan warna dan kesempatan ini kami gunakan untuk mengkonfirmasi kegagalan dalam proses pembuatan serta menanyakan langsung bagaimana proses pembuatan warna alam kepada Maestro warna" Warsimah

Tidak hanya itu para pengrajin juga menanyakan proses penguncian warna yang dilakukan dengan bahan-bahan alam, Seperti Gula aren, Daun Jambu, Tom (indigofera) dan ada yang menggunakan lumpur.

Zahir menerangkan proses penguncian dengan menggunakan bahan-bahan warna alam merupakan satuan yang terukur dari Proses pewarnaan alam dengan proses penguncian alami sehingga produk batik warna alam benar-benar 100% warna alam karena seluruh rangkaian proses dibuat dari bahan alam.

Alur proses warna alam;

1. Kain di proses rendam terlebih dahulu untuk melepas bahan kimia yang melekat pada serat benang hingga tenggelam di dasar bak.
2. ditiriskan tanpa benar benar kering.
3. diangkat, lalu dicelupkan (khusus indigofera, celupkan dengan perlahan lahan dan tidak menimbulkan banyak gerakan pada larutan warna.
4. rendam selama 20 menit. angkat, tiriskan. Lalu, celup lago dengan durasi yang sama. Untuk hasil maksimalkan biru gelap lakukan 5x (standar proses di pak Zahir)

Dalam kunjungan ini Zahir juga memperingatkan pemerintah bahwa pewarnaan berbahan indigofera atau tom berasal dari Tuban sebagai pewarnaan tertua dan lokasi yang pertama ditemukan bahan pewarna biru di Jawa, bahkan pewarnaan biru terbaik di dunia berada di Indonesia dan diambil dari Jawa.

"ini memudahkan untuk melakukan budidaya dan pembuatan pasta dengan skala yang lebih besar” Terang Zahir. Dia juga menambahkan bahwa kain tenun yang berasal dari Tuban merupakan kain tenun pertama yang digunakan untuk menutup aurat dimasa leluhur setelah proses Islamisasi berlangsung.